/ Label: BBM, Berita, Demo, Kenaikan Harga
Demo Kenaikan Harga BBM 2012
Demo Kenaikan Harga BBM 2012 |
Puncak aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berlangsung besok, Selasa (27/3/2012). Enam demo besar-besaran akan mengepung Ibu Kota Jakarta, meminta pemerintah membatalkan kenaikan itu.
Menurut Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, kenaikan harga BBM yang seharusnya adalah isu ekonomi, kini dipolitisasi. Hal ini yang mengakibatkan banyak pro dan kontra terkait kebijakan pemerintah tersebut. Demo yang bermunculan belakangan adalah akibat dari pro dan kontra tersebut.
"Kenaikan harga BBM itu isu ekonomi, isu energi. Bisa menjadi isu politik yang sangat tinggi sekarang dan sudah dipolitisasi isunya. Padahal, kenaikan harga BBM sekarang ini tidak beda dengan kenaikan BBM pada tahun-tahun yang lalu di zaman Pak Gus Dur, di zaman Soeharto, dan presiden lainnya," ujar Anas di Jakarta Pusat, Senin (26/3/2012).
Ia menyarangkan, daripada berunjuk rasa, alangkah baiknya dicari mengapa harga BBM perlu naik dan mengantisipasi dampak dari kenaikan tersebut. Kenaikan harga BBM, kata Anas, untuk penyelamatan ekonomi nasional yang jelas, rasional, dan bisa diterangkan dengan gamblang. Tetapi rasionalitas itu, menurutnya, memang tidak mudah disepakati secara politik.
"Bagi Demokrat, yang paling penting adalah jika harga BBM naik, maka rakyat miskin dan semi-miskin itulah yang harus dilindungi," ujarnya. Ia berharap, aksi-aksi penolakan kenaikan harga BBM bisa berjalan damai dan menghindari aksi anarkis.
Aksi besar-besaran menolak kenaikan harga BBM akan berlangsung di beberapa lokasi, seperti di Gedung DPR/MPR, Monumen Nasional, dan Bundaran Hotel Indonesia (HI). Untuk mengamankan demontrasi tersebut, aparat kepolisian akan mengerahkan lebih dari setengah pasukannya, yakni mencapai 22.458 personel. Dari jumlah itu, sebanyak 8.254 personel berasal dari TNI.
Sumber: http://news.detik.com
/ Label: Film, Film Action, Film Indonesia
Membagakan - Film Indonesia The Raid
The Raid 2012 |
The Raid menceritakan tentang sekelompok tim SWAT yang tiba di sebuah blok apartemen kumuh dengan misi menangkap pemiliknya, seorang raja bandar narkotik bernama Tama. Blok ini tidak pernah di lakukan penggerebekan atau pun tersentuh oleh Polisi sebelumnya. Sebagai tempat yang tidak dijangkau oleh pihak berwajib, gedung tersebut menjadi tempat berlindung para pembunuh, anggota geng, pemerkosa, dan pencuri yang mencari tempat tinggal aman.
Mulai bertindak di pagi buta, kelompok SWAT diam-diam merambah ke dalam gedung dan mengendalikan setiap lantai yang mereka naiki dengan mantap. Tetapi ketika mereka terlihat oleh pengintai, penyerangan mereka terbongkar. Dari penthouse suite-nya, Tama memerintahkan untuk mengunci gedung apartemen dengan memadamkan lampu dan menutup semua jalan keluar. Terjebak di lantai 6 tanpa komunikasi dan diserang oleh penghuni apartemen yang diperintahkan oleh Tama, tim SWAT harus berjuang melewati setiap lantai dan setiap ruangan untuk menyelesaikan misi mereka dan bertahan hidup.
Selain tayang di Indoensia, The Raid juga tayang bersamaan di negara-negara lain termasuk di negara dengan Industri perfilman terbesar di dunia yaitu Hollywood, Amerika Serikat.
Saat tayang di Amerika, Film The Raid mendapatkan total Box Office di 3 hari pemutarannya sebesar $ 221.000 ( sekitar 2 Milyar Rupiah jika dikonversikan). Pendapatan ini tentu saja sangat besar mengingat film ini hanya ditayangkan di 14 bioskop saja di Amerika.
Berbeda dengan film Blockbuster Hollywood seperti The Hunger Games atau 21 Jump Street yang jelas-jelas tayang di 4000 ribuan bioskop seluruh Amerika, sedangkan The Raid hanya 14 bioskop saja.
Selain itu, The Raid juga mengalami penambahan layar di bioskop-bioskop diseluruh Jakarta. Di bioskop seperti Blok M Square, Citra, Gading, Hollywood, Kalibata, Plaza Senayan, Pondok Indah, dan Metropole kini menayangkan The Raid dalam 2 layar.
Jadi untuk Anda yang belum menyaksikan film ini karena malas untuk mengantri, segeralah ke Bioskop dan sukseskan film Indonesia yang membanggakan ini.
Sumber: http://sidomi.com
/ Label: Pendidikan
Anggaran UNAS 2012 Mencapai Rp 500M
Anggota Komisi X DPR RI Dedi Gumelar alias Miing menilai anggaran untuk ujian nasional (UN) tahun 2012 sebesar Rp 500 miliar sangat rawan dikorupsi. Oleh karenanya, perlu pengawasan terhadap dana yang dikucurkan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut.
Namun kata Miing, tidak hanya anggaran pendidikan, namun semua anggaran rawan dikorupsi. Untuk tahun ini nilai anggaran yang dikuscurkan untuk UN cukup besar. ‘’Tidak hanya anggaran UN saja yang rawan dikorupsi, semua mata anggaran APBN juga rawan,’’ kata Miing di Temanggung Sabtu (03/12).
Meski banyak menerima kritik dari berbagai kalangan terkait UN, namun sampai saat ini pemeritah masih ‘ngotot’ untuk menyelenggarakannya. Mantan anggota Bagito Group tersebut mengatakan, ada banyak faktor kenapa pemerintah masih bersikeras menyelenggarakan UN.
Antara lain faktor politis yakni meniru model pendidikan barat, serta anggaran. Padahal semestinya UN tidak perlu dilakukan jika sebagai penentu kelulusan. ‘’Saya yang termasuk menentang UN, kalau UN tersebut untuk menentukan kelulusan, ’’ tegasnya.
UN kata Miing, memang masih harus dan boleh diselenggarakan, asal diposisikan untuk alat memetakan standar mutu pendidikan, di Indonesia. Sebab memang harus ada ukuran atau parameter keberhasilan.
Namun bukan untuk menentukan kelulusan ,’’ Masak anak Gunungkidul atau Papua disamakan dengan anak Jakarta. Ini sangat tidak adil, pendidikan kita harus berkeadilan. Saya tidak habis pikir mengapa pemerintah masih bersikeras menyelanggarakan UN,’’ kata Miing.
Menyinggung masalah pengambilalihan pencetakan soal UN 2012 dari provinsi ke pusat, Miing mengatakan tidak masalah, karena hal itu hanya soal teknis.’’Itu hanya soal teknis saja, tidak ada masalah. Tapi sekali lagi, saya berharap UN tidak untuk menentukan kelulusan siswa, ini akan sangat membebani anak-anak,’’ katanya menegaskan.
sumber: http://ujiannasional.web.id
/ Label: Pendidikan
Tahun Ini, 11.443 Siswa SMA Tidak Lulus!
JAKARTA, KOMPAS.com — Sedikitnya 11.443 siswa sekolah menengah atas atau sekitar 0,78 persen dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional 2011. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun lalu yang persentase ketidaklulusannya mencapai 0,96 persen. Dari data Kementerian Pendidikan Nasional, jumlah tersebut dihitung dari semua siswa yang mendaftar UN, yaitu 1.476.575 siswa.
Ada 9.517 sekolah yang tidak memberikan data.-- Mohammad Nuh
Namun, dalam perjalanannya, ada sekolah yang tidak memasukkan nilai sekolah atau rapor. Hal itu mengakibatkan ribuan siswa terpaksa kehilangan 40 persen nilai kelulusannya.
"Yang memasukkan nilai itu sebanyak 1.467.058 atau 99,36 persen atau ada 9.517 yang tidak memberikan data," kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dalam jumpa pers kepada wartawan, Jumat (13/5/2011) sore di Jakarta.
Sementara itu, siswa yang tidak ikut UN ada sekitar 5.117 atau 0,35 persen. Setelah melalui proses evaluasi, dari 16.835 siswa SMA di seluruh Indonesia yang mengikuti UN sebanyak 1.461.941 siswa. Siswa SMA yang lulus UN tahun ini mencapai 1.450.498 siswa atau 99,22 persen.
sumber: http://edukasi.kompas.com
/ Label: Asma, Kesehatan, Tips Kesehatan
Resiko Asma Pada Anak
New York (ANTARA/Reuters Health) - Terpajannya seorang ibu pada polusi udara diduga meningkatkan kemungkinan anaknya yang belum lahir akan terserang asma, demikian hasil satu studi baru.
Di dalam kajian oleh ilmuwan Denmark atas data pendaftaran 45.658 anak yang berusia tujuh tahun ibu mereka, 18,6 persen anak dari ibu yang terpajan pada partikel molekul-ringan dan zat penyebab iritasi di tempat kerja selama kehamilan terserang asma, sementara 16,1 persen anak yang terserang asma yang disebabkan oleh bahan polusi umum.
"Hasil seperti ini mesti selalu diterjemahkan dengan hati-hati sebab mungkin saja ini semua disebabkan oleh faktor gaya hidup mengejutkan yang tak mudah disesuaikan," kata Dr. Klaus Bonnelykke, yang tak terlibat dalam penelitian tersebut, kepada Reuters Health melalui "surel" (surat elektronik).
"Namun", Bonnelykke dari Danish Pediatric Asthma Center menambahkan, "ada bukti yang bertambah bahwa masa prakelahiran mungkin adalah masa kritis yang mempengaruhi risiko si jabang bayi bagi perkembangan asma dan penyakit (alergi) lain nantinya".
Studi itu, oleh para peneliti dari School of Public Health di Denmark, disajikan pada 26 September di kongres tahunan European Respiratory Society di Amsterdam, Belanda, demikian laporan Reuters Health --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat.
Untuk studi tersebut, Dr. Berit Christensen dan rekannya menggunakan nama pekerjaan ibu untuk memperkirakan terpajannya mereka terhadap polusi di tempat kerja, dengan kategori partikel molekul rendah atau tinggi, campuran, petani, pelajar dan "kelompok yang tak dikategorikan", serta satu kelompok rujukan pekerja kantor buat perbandingan.
Setelah menyesuaikan usia, indeks massa tubuh, alergi dan kepekaan, merokok, pengobatan dan hewan peliharaan, ada risiko yang sedikit lebih tinggi --sebanyak 11 persen-- bagi asma pada anak ketika ibu mereka, yang hamil, terpajan pada partikel molekul ringan dan tinggi.
Para peneliti itu mendapat tak ada kaitan asma dengan kelompok lain yang terpajan.
"Ini adalah studi berskala luas pertama yang telah memperlihatkan kaitan antara terpajannya ibu selama bekerja dan asma pada anak," kata Dr. Christensen di dalam satu pernyataan.
"Meskipun satu kaitan telah ditemukan, hasil kami pada tahap ini masih sederhana dan dan penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai bahan kimia tertentu serta zat lain untuk memastikan orang yang paling beresiko.
/ Label: Pendidikan
Tidak Ada Perubahan Kebijakan UN 2012
Meski menjadi perdebatan banyak pihak, kebijakan mengenai ujian nasional (UN) tahun 2012 tidak akan berubah. Kepala Balitbang Kemdiknas, Khairil Anwar menyatakan, kebijakan UN tidak akan berubah dan belum ada arahan dari Mendiknas untuk melakukan perubahan kebijakan UN.
“Kebijakan UN sebagai penentu kelulusan tidak akan berubah dengan porsi 60:40, namun secara teknis akan terus disempurnakan dan juga akan kita kaji mengenai tingkat kesulitan soal, distribusi dan pengamanannya,” kata Khairil, di Jakarta, Jumat (23/9/2011).
Namun, untuk menjamin kualitas UN agar mengalami peningkatan kualitas setiap tahunnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas) bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menggelar lokakarya nasional dengan tema “Manajemen Penyelenggaraan Ujian Nasional 2012: Peningkatan Kualitas, Akseptabilitas, dan Kredibilitas Ujian Nasional”.
Lokakarya nasional ini digelar di Bogor selama tiga hari, 23-25 September 2011, dan dihadiri oleh seluruh pihak terkait, seperti seluruh Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia, perwakilan guru, komite sekolah, dewan pendidikan dan lain sebagainya.
“Lokakarya ini merupakan forum diskusi perumusan untuk UN yang lebih baik. Karena UN ini sendiri mendapat dukungan beragam pihak,” kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, saat membuka lokakarya tersebut, Jumat (23/9/2011) di Kantor Pusat Kemdiknas, Jakarta.
Fasli menjaskan, dalam lokakarya ini, secara khusus akan dibicarakan mengenai evaluasi UN sebelumnya, memperbaiki organisasi, manajemen, dan mekanisme penyelenggaraan UN tahun depan.
“Ini untuk mendapatkan hasil ujian yang berkualitas, kredibel dan acceptable. Juga mampu meningkatkan kejujuran,” ujar Fasli.
Sumber: http://ujiannasional.web.id
/ Label: Anak, Tidur, Tips Kesehatan
Durasi Tidur Pengaruhi Prestasi Anak
TRIBUNNEWS.COM - Tidur merupakan suatu keharusan untuk bisa melakukan kegiatan di hari berikutnya. Durasi tidur pada malam hari ternyata sangat mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang, apalagi pada anak-anak.
Sebuah penelitian yang melibatkan 142 siswa sekolah dasar dilakukan untuk membandingkan jumlah jam tidur dengan kinerja keterampilan akademik. Bila jam tidur anak-anak kurang dari sembilan jam biasanya menemukan kesulitan dalam belajar di sekolah keesokan harinya.
Anak-anak berusia enam dan tujuh tahun yang kurang tidur cenderung akan sulit berkomunikasi dan mengerjakan matematika. Keahlian mengeja, tata bahasa yang digunakan, serta pemahaman mereka juga terganggu. Memori dan kemampuan belajarlah yang terpengaruh.
Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin banyak anak yang diijinkan menggunakan komputer dan televisi di kamar tidur mereka. Padahal, fasilitas ini memicu kurangnya tidur. "Saat ini ada kekhawatiran besar mengenai kebiasaan anak-anak menonton televisi, bermain game komputer atau video pada malam hari yang membuat mereka tidak tidur pada waktu yang sama setiap malamnya," kata Ramon Cladellas dari Universitas Autonomous di Barcelona.
"Kebanyakan anak waktu tidurnya kurang dari yang direkomendasikan, padahal ini penting untuk intelektual mereka. Bahkan, ini tidak dapat diperbaiki," tambah Cladellas.
Profesor Russell Foster, kepala ilmu saraf di Universitas Oxford mengatakan, "Sudah jelas bahwa tidur mulai pukul 21.00 hingga pukul 09.00 dapat mengoptimalkan kinerja kognitif anak." Kebiasaan buruk tidur larut malam mempengaruhi kinerja anak dalam tugas sehari-hari, dan membuat mereka sulit menemukan solusi dari masalah yang lebih kompleks.
Nah, jika anak-anak membutuhkan waktu tidur selama 9 - 11 jam, orang dewasa hanya perlu 6,5 - 8,5 jam saja.
/ Label: Musik, Psikologi, Terapi
Musik Sebagai Alat Terapi
Anda punya masalah yang membebani pikiran? Atau, bahkan sudah merasa sering lupa tentang suatu hal? Jika ya, sering-seringlah mendengarkan musik atau lagu kesukaan Anda. Sebab, menurut berbagai penelitian, musik bisa menenangkan dan bahkan memperbaiki daya ingat seseorang.
Karena itu, musik dapat dijadikan sarana terapi yang cukup efektif bagi orang dengan berbagai keluhan. Apalagi, jika musik yang diputar adalah sebuah nada yang lembut dan disukai sang pendengar, maka musik tersebut bisa menimbulkan suasana rileks atau bahkan menumbuhkan semangat.
Salah satu yang mendalami penelitian musik untuk terapi ini adalah sebuah Institut Musik dan Fungsi Neurologi di Amerika. Mereka menemukan fakta bahwa jenis terapi musik sangat bermanfaat bagi para penderita alzheimer untuk tetap tenang dan membantu meningkatkan ingatan mereka. Tentu, bagi yang mudah lupa, hasil penemuan ini menjadi sebuah berita gembira karena musik yang kita dengar sehari-hari ternyata banyak manfaatnya.
Hal ini juga dikuatkan dengan penggunaan musik untuk terapi yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Chicago. Terapi musik yang diterapkan di sana mampu menenangkan orangtua yang gelisah atau jengkel akibat kenakalan yang dilakukan anak mereka.
Karena manfaat yang sangat besar ini, Cheryl Dileo, profesor terapi musik Universitas Philadelphia, Amerika mengatakan musik akan membantu perubahan fisik, psikologi, sosial, dan kognitif pasien. Karena itu, Cheryl sangat merekomendasikan musik sebagai alat terapi karena mudah dilakukan dan disenangi oleh banyak orang.
Jadi, jika merasa kurang nyaman dan terlalu banyak beban pikiran, mengapa tidak memutar musik sejenak? Semoga cara sederhana ini akan menenangkan dan membuat kita makin produktif dalam berkarya.
Karena itu, musik dapat dijadikan sarana terapi yang cukup efektif bagi orang dengan berbagai keluhan. Apalagi, jika musik yang diputar adalah sebuah nada yang lembut dan disukai sang pendengar, maka musik tersebut bisa menimbulkan suasana rileks atau bahkan menumbuhkan semangat.
Salah satu yang mendalami penelitian musik untuk terapi ini adalah sebuah Institut Musik dan Fungsi Neurologi di Amerika. Mereka menemukan fakta bahwa jenis terapi musik sangat bermanfaat bagi para penderita alzheimer untuk tetap tenang dan membantu meningkatkan ingatan mereka. Tentu, bagi yang mudah lupa, hasil penemuan ini menjadi sebuah berita gembira karena musik yang kita dengar sehari-hari ternyata banyak manfaatnya.
Hal ini juga dikuatkan dengan penggunaan musik untuk terapi yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Chicago. Terapi musik yang diterapkan di sana mampu menenangkan orangtua yang gelisah atau jengkel akibat kenakalan yang dilakukan anak mereka.
Karena manfaat yang sangat besar ini, Cheryl Dileo, profesor terapi musik Universitas Philadelphia, Amerika mengatakan musik akan membantu perubahan fisik, psikologi, sosial, dan kognitif pasien. Karena itu, Cheryl sangat merekomendasikan musik sebagai alat terapi karena mudah dilakukan dan disenangi oleh banyak orang.
Jadi, jika merasa kurang nyaman dan terlalu banyak beban pikiran, mengapa tidak memutar musik sejenak? Semoga cara sederhana ini akan menenangkan dan membuat kita makin produktif dalam berkarya.
Sumber: http://www.andriewongso.com
/ Label: Informasi, Pendidikan
Depdiknas Pastikan Pelaksanaan Unas
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memastikan untuk meneruskan kebijakan ujian nasional (Unas). Instruksi Mendiknas terkait pelaksanaan ujian tersebut sudah pasti. Karena itu, Direktur Pembinaan SMK Kemendiknas, Joko Sutrisno, berani menarget agar nilai rata-rata Unas SMK bisa naik. Dari 7,0 pada tahun lalu, menjadi 7,3 untuk tahun ini.
Joko menjelaskan, kendati Panitia Kerja (Panja) Komisi X DPR-RI memutuskan untuk berkonsultasi dengan MA terlebih dahulu sebelum memutuskan pelaksanaan Unas, namun Kemendiknas tetap sepakat melaksanakan ujian tersebut. "Karena sebenarnya pada rapat terakhir, Komisi X sudah setuju. Instruksi Mendiknas ke sekolah juga demikian. Kalau hanya sekadar konsultasi ke MA, ya, sah-sah saja," ujarnya, Rabu (20/1) kemarin. Menurutnya, MA tidak pernah melarang digelarnya ujian tersebut. MA hanya meminta Kemendiknas untuk meningkatkan mutu guru dan sarana-prasarana pendidikan. "Permintaan yang wajar saja dan normatif," sebutnya.
Yang pasti, kata Joko, persiapan menghadapi ujian tersebut tetap dilakukan. Kendati jadwal Unas dimajukan, menurut dia, sekolah sudah mengantisipasi persoalan itu sejak awal. "Sekolah sudah tahu kok. Sejak semester enam, persiapan menghadapi Unas telah dilakukan," jelasnya pula.
Apalagi, kata Joko, berbeda dengan SMA, SMK harus menghadapi ujian lain, yaitu uji kompetensi (praktikum). Menurutnya, ujian tersebut bakal dimulai pertengahan Februari. Materi soal tidak disusun oleh Balitbang atau Puspendik, melainkan sekolah dan industri. Sedangkan untuk ujian tulis, sama dengan SMA, materinya disusun Balitbang. "Siswa tak perlu khawatir materinya. Soalnya tidak sama dengan SMA. Namun, prinsipnya bobot soal ekivalen dengan SMA," jelas Joko.
Pihaknya menghimbau agar sekolah tetap mempersiapkan ujian seperti sediakala. Saat ini, kata Joko pula, yang menjadi persoalan hanya masalah anggaran. Sebab, masalah itu masih dalam pembahasan bersama Panja. Kendati demikian, sekolah dinilai tetap bisa melakukan persiapan. Yakni, dengan menggunakan bantuan manajemen mutu yang nominalnya sekitar Rp 150 ribu per siswa. "Saya kira soal biaya nggak ada masalah. Sekolah tetap bisa melanjutkan untuk membimbing anak didiknya," terang Joko.
Joko mengakui, dimajukannya jadwal ujian memang berimbas terhadap pemadatan materi ujian. Meski demikian, persoalan teknis seperti demikian sudah diantisipasi sekolah sejak awal. Penyusunan soal telah disusun sesuai dengan kemampuan peserta ujian. "Untuk ujian kompetensi, siswa kita uji minimum 18 jam. Jika mereka lulus ujian ini, maka kompetensinya sudah teruji," jelasnya.
Pihaknya pun optimistis nilai Unas tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, sebut Joko, persentase kelulusan siswa mencapai 96,8 persen. "Tahun ini, mudah-mudahan lebih baik. Karena populasi siswa SMK tahun ini bertambah 200 ribu," terangnya.
Hal itu menurut Joko, berimbas terhadap jumlah peserta unas SMK. Tahun ini, jumlahnya sekitar 907 ribu siswa. Kenaikan tersebut dinilai lantaran semakin diminatinya sekolah kejuruan oleh masyarakat. Demikian pula, nilai rata-rata Unas diharapkan naik dari 7,0 pada tahun lalu, menjadi 7,3 untuk tahun ini. (kit)
Joko menjelaskan, kendati Panitia Kerja (Panja) Komisi X DPR-RI memutuskan untuk berkonsultasi dengan MA terlebih dahulu sebelum memutuskan pelaksanaan Unas, namun Kemendiknas tetap sepakat melaksanakan ujian tersebut. "Karena sebenarnya pada rapat terakhir, Komisi X sudah setuju. Instruksi Mendiknas ke sekolah juga demikian. Kalau hanya sekadar konsultasi ke MA, ya, sah-sah saja," ujarnya, Rabu (20/1) kemarin. Menurutnya, MA tidak pernah melarang digelarnya ujian tersebut. MA hanya meminta Kemendiknas untuk meningkatkan mutu guru dan sarana-prasarana pendidikan. "Permintaan yang wajar saja dan normatif," sebutnya.
Yang pasti, kata Joko, persiapan menghadapi ujian tersebut tetap dilakukan. Kendati jadwal Unas dimajukan, menurut dia, sekolah sudah mengantisipasi persoalan itu sejak awal. "Sekolah sudah tahu kok. Sejak semester enam, persiapan menghadapi Unas telah dilakukan," jelasnya pula.
Apalagi, kata Joko, berbeda dengan SMA, SMK harus menghadapi ujian lain, yaitu uji kompetensi (praktikum). Menurutnya, ujian tersebut bakal dimulai pertengahan Februari. Materi soal tidak disusun oleh Balitbang atau Puspendik, melainkan sekolah dan industri. Sedangkan untuk ujian tulis, sama dengan SMA, materinya disusun Balitbang. "Siswa tak perlu khawatir materinya. Soalnya tidak sama dengan SMA. Namun, prinsipnya bobot soal ekivalen dengan SMA," jelas Joko.
Pihaknya menghimbau agar sekolah tetap mempersiapkan ujian seperti sediakala. Saat ini, kata Joko pula, yang menjadi persoalan hanya masalah anggaran. Sebab, masalah itu masih dalam pembahasan bersama Panja. Kendati demikian, sekolah dinilai tetap bisa melakukan persiapan. Yakni, dengan menggunakan bantuan manajemen mutu yang nominalnya sekitar Rp 150 ribu per siswa. "Saya kira soal biaya nggak ada masalah. Sekolah tetap bisa melanjutkan untuk membimbing anak didiknya," terang Joko.
Joko mengakui, dimajukannya jadwal ujian memang berimbas terhadap pemadatan materi ujian. Meski demikian, persoalan teknis seperti demikian sudah diantisipasi sekolah sejak awal. Penyusunan soal telah disusun sesuai dengan kemampuan peserta ujian. "Untuk ujian kompetensi, siswa kita uji minimum 18 jam. Jika mereka lulus ujian ini, maka kompetensinya sudah teruji," jelasnya.
Pihaknya pun optimistis nilai Unas tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, sebut Joko, persentase kelulusan siswa mencapai 96,8 persen. "Tahun ini, mudah-mudahan lebih baik. Karena populasi siswa SMK tahun ini bertambah 200 ribu," terangnya.
Hal itu menurut Joko, berimbas terhadap jumlah peserta unas SMK. Tahun ini, jumlahnya sekitar 907 ribu siswa. Kenaikan tersebut dinilai lantaran semakin diminatinya sekolah kejuruan oleh masyarakat. Demikian pula, nilai rata-rata Unas diharapkan naik dari 7,0 pada tahun lalu, menjadi 7,3 untuk tahun ini. (kit)
sumber: http://www.jpnn.com
/ Label: Backlink, Blog, Pagerank
Happy New Year 2010
Happy New Year 2010 ^_^. Tidak terasa tahun 2009 telah terlewati, dan sekarang sudah memasuki tahun baru 2010. Well...di tahun baru ini sengaja aku pasang logonya google dan rapidshare. Kenapa...?? He..he..he.. suka aja, dari sekian banyak situs... cuma 2 ini aja yang aku tahu (sekali lagi yang aku tahu, jadi selain ini mungkin aku belum tahu ^_^) logonya ikut memeriahkan Tahun Baru.
Bagus juga sih menurutku, jadi gak bosen melihatnya. Ada lagi gak ya....?? Nti aja lah surfing lagi. Well...sebenarnya kali ini aku lagi gak ada postingan yang baru...jadi sekedar share aja. Di tahun baru ini, blog akuiseng naik peringkat. Dari yang tadinya peringkat 1 dari 10, sekarang naik 1 peringkat jadi peringkat 2 dari 10.
He.he.he..sebenarnya lucu juga waktu belum tahu tentang peringkat. Tak pikir dulu peringkat 1 itu yang paling bagus..eh...ternyata salah. Waktu diawal sih...coba2 liat ranking Blogku di Google Pagerank..masih saja ranking 0 (makanya gak tak pajang he.he.he..), terus setelah jalan beberapa bulan tak check lagi ... wah udah peringkat 1, bayangin gimana senengnya waktu itu (soalnya tak pikir peringkat 1 itu yang paling bagus he.he.he ternyata salah ^_^). Sampai saat ini, sejauh yang aku tau...baru Google yang peringkatnya paling tinggi yaitu 10. Yahoo, Facebook, Twitter, MySpace, Flickr masih dibawahnya...yakni peringkat 9, selanjutnya dibawahnya ada MSN, Blogger di peringkat 8, Friendster yang dulu pernah booming aja sekarang hanya peringkat 7 sama dengan peringkat Stats21, sedangkan Rapidshare, Megaupload ada di peringkat 6. Dan seterusnya...dan seterusnya.... sampe blog akuiseng ini diperingkat 2 per hari ini saat posting blog ini, he.he.he...nich tak pajang dibawah ini.
Berarti semakin banyak pengunjung nich blog ini ^_^. Kalo mau tau PageRank blog atau situs anda click disini ya, trus masukin URL blog atau situs.
OK...sampai jumpa di postingan selanjutnya
"HAPPY NEW YEAR" may this year bring a new hope, a new spirit...and success.
/ Label: anime, fun, komik, manga
Wajah Kakashi di Manga Naruto
Ha.ha..ha...postingan kali ini benar2 gak biasa, lha...apa yang gak biasa ya..?? Gini, biasanya kan yang diposting disini artikel2 yang serius gitu, tapi kali ini malah ngebahas wajah Kakashi Sensei (guru Naruto). Kalo yang suka anime/manga Naruto pasti tahu tokoh Kakashi ini, dan pasti tau juga kalo Kakashi itu selalu pake penutup wajahnya dari hidung kebawah, jadi yang keliatan cuma matanya (liat gambar disamping). Udah gitu..mata yang satunya (mata sharingan) kalo gak lagi dipake juga ditutup pake head protector-nya dia, jadi otomatis wajahnya gak keliatan full gitu.
Dulu waktu pertama nonton sih aku juga gak begitu merhatiin, tapi suatu kali ada episode yang menarik. Di episode itu diceritakan Naruto dan 2 temannya yang tergabung dalam Team 7 (Naruto, Sakura, dan Sasuke) tiba2 penasaran sama wajahnya Kakashi (guru mereka), lalu mereka nyusun segala rencana hanya supaya bisa ngeliat wajah gurunya. Wah... mungkin episode ini yg paling aku suka...abisnya kocak abis sih he.he.he.... mereka kemudian menamakan usaha mereka itu sebagai misi baru "mengungkap wajah asli guru Kakashi". Mulai dari membututi Kakashi kemanapun dia pergi, mentraktir, menyamar, semuanya gagal. Sampai pada akhirnya mereka hampir menyerah, tapi...tiba2 Kakashi bertanya pada mereka apa mereka bener2 pengin tau wajahnya. Dan..setelah penutup wajahnya dibuka...ternyata..... dibalik penutup wajah itu......masih ada penutup lain.... tetap aja wajahnya gak keliatan sampai sekarang. Tadinya tak pikir usaha mereka berhasil....
Sampai hari inipun aku masih penasaran...kenapa ya pengarangnya gak mau buka penutup wajah Kakashi sekali2. Nah...waktu lagi browsing anime episode terbarunya aku gak sengaja liat postingan dgn judul "Kakashi's Face Unveiled!". Langsung aja aku buka postingan itu..dan pelan2 aku baca dan liat dengan seksama edisi spesial ini....dan akhirnya.... akhirnya.................. he.he.he... liat aja sendiri ^_^.
Kalo mau simpan sebagai koleksi click disini ya. Formatnya .zip, jadi setelah download, diextract dulu.
Kalo mau download Kalender Naruto juga ada, tapi masih kalender yang 2009, ya..lumayan buat nambah koleksi ^_^.
- Kalender versi A (download)- Kalender versi B (download)
See more Naruto Picture Gallery click here.
Sumber: http://www.narutoverse.blogspot.com
/ Label: Informasi, Pendidikan
Unas Bukan Satu-Satunya Penentu
Seperti dikutip di Jawa Pos (29/11/09) Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M. Nuh menegaskan, ujian nasional (unas) bukanlah satu-satunya penentu kelulusan siswa. Penentu kelulusan yang lain adalah penilaian ujian yang dilakukan sekolah masing-masing.
Pernyataan itu disampaikan Nuh di Surabaya, di tengah situasi pro dan kontra apakah unas tahun depan dibatalkan atau diteruskan, setelah turun keputusan Mahkamah Agung (MA). "Walaupun nilai unas 10, tapi nilai ujian sekolahnya jeblok, ya tidak bisa lulus," kata Nuh ketika menggelar jumpa pers di Hotel Mercure Mirama, Surabaya, kemarin (28/11).
Nuh menambahkan, yang menentukan kelulusan siswa ada dua, yakni ujian yang dilaksanakan sekolah dan unas. Menurut pria asal Surabaya itu, dulu ada seorang anak yang punya persoalan moral. Meski nilai unasnya bagus, anak itu tetap tidak lulus. "Nilai dari sekolah juga sangat menentukan, jadi bukan unas saja," terangnya.
Nuh mengakui, memang selama ini muncul anggapan yang sangat kuat di masyarakat bahwa unas menjadi satu-satunya penentu kelulusan. Anggapan itu wajar muncul. Sebab, dalam kenyataannya, 90 persen anak yang tidak lulus, disebabkan nilai unasnya jeblok. "Itu fakta yang ada," jelasnya.
Mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu menjelaskan, kualitas unas ditentukan oleh dua hal. Yakni, materi unas dan penyelenggaraan. Materi yang diujikan harus sesuai mata pelajaran yang diajarkan. Bobot soal juga sesuai jenjang pendidikan siswa. Jika materi unas sudah terpenuhi, tinggal pelaksanaannya. Nuh mengatakan, kalau penyelenggaraan bagus, kualitas unas akan terjamin. Sebaliknya, jika pelaksanaan jeblok, kualitasnya juga menjadi buruk.
Pelaksanaan unas juga tidak berkaitan antara siswa di perkotaan dan pedesaan. Dia mengatakan, perbedaan pasti ada di antara siswa. Tidak perlu membedakan antara desa dan kota. Di antara siswa satu sekolah saja sudah banyak berbeda, apalagi siswa di desa dan di kota. Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah menetapkan nilai kelulusan unas bukan 8, 7, atau 6, tapi 5,5. Itu disesuaikan dengan standar minimal. "Nilainya pas juga masih bisa lulus," jelasnya.
Nuh juga merespons pihak-pihak yang menginginkan nilai unas hanya dijadikan pemetaan kualitas pendidikan. Menurut dia, jika hasil unas hanya dijadikan bahan pemetaan, akan terjadi conflicting data. Jika nilai unas 7 dan nilai ujian sekolah 9, terjadi kontraproduktif. "Terus mana yang benar?" katanya. Jadi, tidak tepat jika unas dijadikan pemetaan saja.
Mantan direktur PENS-ITS itu mengatakan, yang paling penting sekarang adalah mengajak masyarakat mendukung penyelenggaraan unas. Orang tua siswa, murid, dan guru harus mendukung terselenggaranya unas. "Tidak usah memperdebatkan unas jadi atau tidak. Sebab, dalam amar putusan PN Jakarta tidak ada poin yang melarang terselenggaranya unas," ucap Nuh.
Menurut Nuh, sebelum membahas masalah tersebut, harus paham duduk permasalahannya. Sebagaimana diberitakan, dalam salinan putusan PN Jakarta Pusat tidak ada poin yang melarang pelaksanaan unas. Putusan di tingkat PN ini lantas dikuatkan di tingkat PT (pengadilan tinggi), lalu di tingkat Mahkamah Agung (MA).
"Terus dari mana dasarnya orang yang mengatakan MA melarang pelaksanaan unas? Apalagi, saya lihat di salah satu media ditulis MA stop unas," ujarnya. Nuh mengatakan, apakah yang mengatakan seperti itu sudah membaca putusan MA. "Saya sampai sekarang saja belum menerima salinan putusan tersebut," jelasnya.
Apakah permasalahan itu tidak mengganggu pelaksanaan unas tahun depan? Menurut Nuh, itu masalah teknis yang menjadi tanggung jawab Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). "BSNP nanti yang mengatur penyelenggaraan UN," terangnya.
Nuh menambahkan, yang menentukan kelulusan siswa ada dua, yakni ujian yang dilaksanakan sekolah dan unas. Menurut pria asal Surabaya itu, dulu ada seorang anak yang punya persoalan moral. Meski nilai unasnya bagus, anak itu tetap tidak lulus. "Nilai dari sekolah juga sangat menentukan, jadi bukan unas saja," terangnya.
Nuh mengakui, memang selama ini muncul anggapan yang sangat kuat di masyarakat bahwa unas menjadi satu-satunya penentu kelulusan. Anggapan itu wajar muncul. Sebab, dalam kenyataannya, 90 persen anak yang tidak lulus, disebabkan nilai unasnya jeblok. "Itu fakta yang ada," jelasnya.
Mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu menjelaskan, kualitas unas ditentukan oleh dua hal. Yakni, materi unas dan penyelenggaraan. Materi yang diujikan harus sesuai mata pelajaran yang diajarkan. Bobot soal juga sesuai jenjang pendidikan siswa. Jika materi unas sudah terpenuhi, tinggal pelaksanaannya. Nuh mengatakan, kalau penyelenggaraan bagus, kualitas unas akan terjamin. Sebaliknya, jika pelaksanaan jeblok, kualitasnya juga menjadi buruk.
Pelaksanaan unas juga tidak berkaitan antara siswa di perkotaan dan pedesaan. Dia mengatakan, perbedaan pasti ada di antara siswa. Tidak perlu membedakan antara desa dan kota. Di antara siswa satu sekolah saja sudah banyak berbeda, apalagi siswa di desa dan di kota. Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah menetapkan nilai kelulusan unas bukan 8, 7, atau 6, tapi 5,5. Itu disesuaikan dengan standar minimal. "Nilainya pas juga masih bisa lulus," jelasnya.
Nuh juga merespons pihak-pihak yang menginginkan nilai unas hanya dijadikan pemetaan kualitas pendidikan. Menurut dia, jika hasil unas hanya dijadikan bahan pemetaan, akan terjadi conflicting data. Jika nilai unas 7 dan nilai ujian sekolah 9, terjadi kontraproduktif. "Terus mana yang benar?" katanya. Jadi, tidak tepat jika unas dijadikan pemetaan saja.
Mantan direktur PENS-ITS itu mengatakan, yang paling penting sekarang adalah mengajak masyarakat mendukung penyelenggaraan unas. Orang tua siswa, murid, dan guru harus mendukung terselenggaranya unas. "Tidak usah memperdebatkan unas jadi atau tidak. Sebab, dalam amar putusan PN Jakarta tidak ada poin yang melarang terselenggaranya unas," ucap Nuh.
Menurut Nuh, sebelum membahas masalah tersebut, harus paham duduk permasalahannya. Sebagaimana diberitakan, dalam salinan putusan PN Jakarta Pusat tidak ada poin yang melarang pelaksanaan unas. Putusan di tingkat PN ini lantas dikuatkan di tingkat PT (pengadilan tinggi), lalu di tingkat Mahkamah Agung (MA).
"Terus dari mana dasarnya orang yang mengatakan MA melarang pelaksanaan unas? Apalagi, saya lihat di salah satu media ditulis MA stop unas," ujarnya. Nuh mengatakan, apakah yang mengatakan seperti itu sudah membaca putusan MA. "Saya sampai sekarang saja belum menerima salinan putusan tersebut," jelasnya.
Apakah permasalahan itu tidak mengganggu pelaksanaan unas tahun depan? Menurut Nuh, itu masalah teknis yang menjadi tanggung jawab Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). "BSNP nanti yang mengatur penyelenggaraan UN," terangnya.
Naskah Unas Siap Dicetak
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdiknas bersama BSNP terus mematangkan pelaksanaan unas meski putusan MA seputar kasasi penolakan ujian itu masih menimbulkan perdebatan. Bahkan, naskah soal unas sudah jadi dan tinggal dicetak.
Kepala Balitbang Depdiknas Mansyur Ramli mengatakan, putusan MA tentang unas tidak berpengaruh terhadap penyusunan naskah soal. Soal-soal tersebut sudah disusun. Penyusunannya dilakukan guru, dosen perguruan tinggi (PT), dan pakar pendidikan. Setelah soal disusun, Balitbang menyerahkannya kepada BSNP untuk diujicobakan. Kemudian, soft copy soal diserahkan ke perguruan tinggi untuk dicetak. ''Kami sedang berkoordinasi dengan majelis rektor perguruan tinggi negeri (MRPTN). Sebab, tahun ini yang menangani pencetakan hingga pendistribusian soal adalah perguruan tinggi,'' jelasnya kemarin. Dengan selesainya penyusunan soal, kata Mansyur, tidak ada alasan untuk tidak menyelenggarakan ujian tersebut.
Mansyur menjelaskan, soal unas 2010 standar dengan soal 2009. Tingkat kesulitan soal unas hampir sama dengan tahun ini. Hal itu disesuaikan dengan kemampuan siswa. Sebab, berdasar studi penelitian yang dilakukan Balitbang, sarana prasarana dan mutu pendidik saat ini belum mampu mendorong kemampuan peserta didik untuk menerima tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi. ''Memang sudah ada peningkatan guru serta sarana dan prasarana, namun masih kami sesuaikan dengan kemampuan siswa,'' jelasnya. Tingkat kesulitan soal bakal dinaikan untuk unas 2011.
Karena tingkat kesulitan soal sama dengan tahun lalu, Depdiknas berharap target kelulusan unas meningkat. Apalagi, standar nilai minimal rata-rata unas 2010 sama dengan tahun ini alias tidak ada kenaikan. Yaitu, 5,5.
Tahun lalu tingkat kelulusan peserta didik untuk jenjang SMA mencapai 90 persen. Paling tidak, kata Mansyur, target kelulusan bisa mencapai 92 persen. Demikian pula target kelulusan untuk jenjang SMP juga dinaikkan dua persen.
Balitbang mengimbau seluruh provinsi agar segera mengirimkan data peserta unas ke Depdiknas. Sebab, jumlah tersebut bakal disesuaikan dengan pencetakan naskah soal. Pada Januari 2010, jumlah pasti peserta unas harus kelar.
Dia menambahkan, anggaran penyelenggaraan unas juga sudah disiapkan. Menurut dia, anggaran unas 2010 tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Yaitu, sekitar Rp 500 miliar. Anggaran sebesar itu untuk unas (SMP dan SMA) dan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). Biaya itu digunakan untuk persiapan ujian, penyusunan naskah soal, pencetakan soal hingga lembar jawaban unas (LJUN), dan pengawasan ujian.
Dengan persiapan tersebut, Mansyur berharap sekolah dan siswa siap menghadapi unas. Dia mengimbau masyarakat, terutama siswa, agar tidak terpengaruh terhadap putusan MA. ''Saya khawatir putusan itu berpengaruh terhadap psikologis siswa. Bahayanya, jika siswa menganggap ujian itu tidak jadi dan saya khawatir mereka tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian tersebut,'' jelasnya.
Anggota BSNP Prof Mungin Eddy Wibowo mengimbau sekolah agar tidak mengkhawatirkan soal unas. Sebab, naskah soal disesuaikan dengan kisi kurikulum 1994 maupun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dipakai sekolah. ''Kita ambil sesuai SKL (standar kompetensi lulusan, Red). Jadi, ini sesuai kurikulum sekolah,'' ungkapnya.
Menanggapi kengototan pihak Depdiknas, anggota Komisi X dari FPKB Hanif Dhakiri sangat menyesalkannya. Menurut dia, jika dipaksakan, unas hanya akan menjadi beban bagi siswa dan lembaga penyelenggara pendidikan. "Bagi pemerintah sendiri juga berat, lantaran anggaran yang besar ternyata tidak menjamin kualifikasi lulusan," katanya.
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdiknas bersama BSNP terus mematangkan pelaksanaan unas meski putusan MA seputar kasasi penolakan ujian itu masih menimbulkan perdebatan. Bahkan, naskah soal unas sudah jadi dan tinggal dicetak.
Kepala Balitbang Depdiknas Mansyur Ramli mengatakan, putusan MA tentang unas tidak berpengaruh terhadap penyusunan naskah soal. Soal-soal tersebut sudah disusun. Penyusunannya dilakukan guru, dosen perguruan tinggi (PT), dan pakar pendidikan. Setelah soal disusun, Balitbang menyerahkannya kepada BSNP untuk diujicobakan. Kemudian, soft copy soal diserahkan ke perguruan tinggi untuk dicetak. ''Kami sedang berkoordinasi dengan majelis rektor perguruan tinggi negeri (MRPTN). Sebab, tahun ini yang menangani pencetakan hingga pendistribusian soal adalah perguruan tinggi,'' jelasnya kemarin. Dengan selesainya penyusunan soal, kata Mansyur, tidak ada alasan untuk tidak menyelenggarakan ujian tersebut.
Mansyur menjelaskan, soal unas 2010 standar dengan soal 2009. Tingkat kesulitan soal unas hampir sama dengan tahun ini. Hal itu disesuaikan dengan kemampuan siswa. Sebab, berdasar studi penelitian yang dilakukan Balitbang, sarana prasarana dan mutu pendidik saat ini belum mampu mendorong kemampuan peserta didik untuk menerima tingkat kesulitan soal yang lebih tinggi. ''Memang sudah ada peningkatan guru serta sarana dan prasarana, namun masih kami sesuaikan dengan kemampuan siswa,'' jelasnya. Tingkat kesulitan soal bakal dinaikan untuk unas 2011.
Karena tingkat kesulitan soal sama dengan tahun lalu, Depdiknas berharap target kelulusan unas meningkat. Apalagi, standar nilai minimal rata-rata unas 2010 sama dengan tahun ini alias tidak ada kenaikan. Yaitu, 5,5.
Tahun lalu tingkat kelulusan peserta didik untuk jenjang SMA mencapai 90 persen. Paling tidak, kata Mansyur, target kelulusan bisa mencapai 92 persen. Demikian pula target kelulusan untuk jenjang SMP juga dinaikkan dua persen.
Balitbang mengimbau seluruh provinsi agar segera mengirimkan data peserta unas ke Depdiknas. Sebab, jumlah tersebut bakal disesuaikan dengan pencetakan naskah soal. Pada Januari 2010, jumlah pasti peserta unas harus kelar.
Dia menambahkan, anggaran penyelenggaraan unas juga sudah disiapkan. Menurut dia, anggaran unas 2010 tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Yaitu, sekitar Rp 500 miliar. Anggaran sebesar itu untuk unas (SMP dan SMA) dan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). Biaya itu digunakan untuk persiapan ujian, penyusunan naskah soal, pencetakan soal hingga lembar jawaban unas (LJUN), dan pengawasan ujian.
Dengan persiapan tersebut, Mansyur berharap sekolah dan siswa siap menghadapi unas. Dia mengimbau masyarakat, terutama siswa, agar tidak terpengaruh terhadap putusan MA. ''Saya khawatir putusan itu berpengaruh terhadap psikologis siswa. Bahayanya, jika siswa menganggap ujian itu tidak jadi dan saya khawatir mereka tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ujian tersebut,'' jelasnya.
Anggota BSNP Prof Mungin Eddy Wibowo mengimbau sekolah agar tidak mengkhawatirkan soal unas. Sebab, naskah soal disesuaikan dengan kisi kurikulum 1994 maupun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dipakai sekolah. ''Kita ambil sesuai SKL (standar kompetensi lulusan, Red). Jadi, ini sesuai kurikulum sekolah,'' ungkapnya.
Menanggapi kengototan pihak Depdiknas, anggota Komisi X dari FPKB Hanif Dhakiri sangat menyesalkannya. Menurut dia, jika dipaksakan, unas hanya akan menjadi beban bagi siswa dan lembaga penyelenggara pendidikan. "Bagi pemerintah sendiri juga berat, lantaran anggaran yang besar ternyata tidak menjamin kualifikasi lulusan," katanya.
Sumber: http://www.jawapos.com/
Subscribe to:
Posts (Atom)