Nasib Ada Di Tangan Sendiri


Kalidasa adalah penyair Sansekerta yang termasyur pada abad ketiga Masehi. Sebagai anak kecil, ia tinggal bersama ibunya dalam sebuah gubuk tepat di hadapan istana raja.

Di balik tembok istana banyak terdapat pohon mangga yang tumbuh lebat. Pada musimnya, buah-buah mangga yang harum berlimpah
ruah. Jika tak ada orang di sekitar , Kalidasa akan memanjat ke atas tembok dan menikmati mangga-mangga itu.

Suatu hari ketika sedang mencuri mangga, Kalidasa tidak menyadari kahadiran raja yang melihatnya dari jendela istana. Pagi itu ketika sedang mengupas mangga, sang raja secara tidak sengaja melukai
tangannya sendiri. Karena luka itu mengeluarkan darah yang amat banyak, raja segera mengumpulkan semua penasihatnya yang bijaksana beserta para tukang ramal, untuk mengungkapkan
padanya apa makna luka itu.

Orang-orang bijaksana kerajaan itu berpikir sejenak, kemudian mereka
bertanya apakah raja mengalami sesuatu yang tidak biasa pada hari itu. Sang Raja menjawab bahwa ia melihat seorang anak kecil
mencuri buah mangga di taman istana."Celaka! Apa yang paduka lihat sungguh tidak baik. Anak itu akan membawa malapetaka bagi Paduka,"kata orang-orang bijaksana itu, "Lebih baik Paduka segera menyingkirkan anak itu."

Raja segera memerintahkan agar Kalidasa segera dibawa ke hadapannya. Dengan gemetar anak kecil itu bersujud di hadapan raja. Ia diberi tahu bahwa raja telah melihatnya mencuri mangga, dan ini akan membawa kesialan bagi Yang Mulia. Ia ditanya apakah memiliki pesan terakhir sebelum dieksekusi.

"Hamba menyesal telah membawa nasib buruk bagi Paduka,"Kata Kalidasa."Tapi tidaklah adil jika orang yang melihatku mencuri mangga pagi tadi tidak ikut dihukum. Karena ia pun membawa nasib buruk bagiku."

Jawaban ini mengejutkan sang raja, karena ia segera menyadari betapa bodoh tindakannya mengikuti anjuran tukang-tukang ramal yang menyebut diri mereka orang bijaksana. Terkesan dengan kearifan Kalidasa, raja mengambilnya sebagai anak. Di dalam istanalah
Kalidasa belajar kesusateraan, dan akhirnya menjadi penyair yang termasyur di India.



Setiap hal memiliki keindahannya sendiri,
Namun tak setiap orang melihatnya.
(Konfusius)


Sumber: http://kerenbeken.com


Artikel Terkait :



0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Views