Winston Churchill, Pemimpin yang Serbabisa

TOKOH yang kita bicarakan kali ini adalah Winston Churchill. Bapak ini adalah mantan Perdana Menteri Inggris yang serbabisa. Pemimpin dunia kelahiran Blenheim Palace, Inggris, 30 November 1874, ini banyak menyumbangkan perubahan positif bagi umat manusia di berbagai bidang, seperti hukum, tata negara, ketenagakerjaan, literatur, dan militer. Pemimpin serbabisa berdarah campuran Inggris dan Amerika Serikat ini ternyata punya prinsip-prinsip hidup yang menarik untuk dipelajari. Pertama, Churchill dikenal sebagai sosok yang terus belajar. Sejak muda, Churchill tidak pernah lepas dari buku. Segala jenis buku, terutama yang berhubungan dengan sejarah merupakan "makanan" sehari-harinya. Bahkan, waktu bertugas di medan perang pun (di Kuba, India, Sudan, dan Afrika Selatan), Churchill selalu ditemani buku dan pena. Ia belajar dari buku sejarah, orang-orang sekitar, dan budaya yang ditemuinya. Hasil pemikiran dari buku-buku yang dipelajari dan orang-orang serta budaya sekitar yang diamati, dituangkannya dalam bentuk buku-buku yang berharga untuk dipelajari juga orang lain. Tokoh kita, yang bukunya The History of Second World War merupakan karya monumental di bidang literatur, sadar sebagai pemimpin, belajar merupakan modal utama. Dengan belajar terus, wawasan menjadi lebih luas, pengambilan keputusan menjadi lebih berkualitas, penyusunan strategi lebih efektif, dan yang paling utama, dapat membimbing bawahan untuk maju.

Dalam segala hal yang ditekuninya (baik sebagai tentara, penulis, politisi, dan negarawan) sebagai seorang pemimpin, Churchill berjuang untuk membawa perubahan positif bagi bidang yang dipimpinnya. Pada saat menduduki jabatan President of the Board of Trade (1908--1910), Churchill memperkenalkan pembatasan jam kerja, penetapan upah minimum, dan perlindungan bagi pekerja dalam bentuk asuransi kesehatan dan pengangguran. Sebagai Secretary of State for War and Air (1919--1921), ia mereformasi Angkatan Darat dan Udara Inggris. Perubahan-perubahan lain yang dicetuskannya adalah modernisasi armada laut Inggris.

Selain itu, Churchill juga dikenal sebagai sosok yang pantang menyerah. Sejak awal, Churchill menentang pemerintahan yang bersifat diktator. Ini merupakan salah satu alasannya ikut ambil bagian dalam Perang Dunia I dan II melawan diktator yang berkuasa saat itu. Sebagai pemimpin militer Inggris, ia juga berjuang mendorong terciptanya kemerdekaan bagi negara-negara baru di Timur Tengah dan Afrika Utara. Untuk tujuannya ini, ia menghadapi banyak tentangan baik dari kalangan tokoh-tokoh utama Inggris maupun tokoh-tokoh dunia lainnya. Namun, sang pejuang yang sekaligus pemenang Nobel literatur ini pantang menyerah. Walaupun dikeluarkan dari partai politik yang ditekuni ataupun dibenci beberapa tokoh politik penting di Inggris, ia tetap gigih berjuang mencapai tujuan yang dianggapnya dapat membawa kebaikan bagi orang banyak.

Sumber: http://www.lampungpost.com


Artikel Terkait :



0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Views