Simple Plan-Perfect
“Perfect”
Hey dad look at me
Think back and talk to me
Did I grow up according to plan?
And do you think I’m wasting my time doing things I wanna do?
But it hurts when you disapprove all along
And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I’m never gonna be good enough for you
I can’t pretend that
I’m alright
And you can’t change me
‘Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I’m sorry
I can’t be perfect
Now it’s just too late and
We can’t go back
I’m sorry
I can’t be perfect
I try not to think
About the pain I feel inside
Did you know you used to be my hero?
All the days you spent with me
Now seem so far away
And it feels like you don’t care anymore
And now I try hard to make it
I just want to make you proud
I’m never gonna be good enough for you
I can’t stand another fight
And nothing’s alright
‘Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I’m sorry
I can’t be perfect
Now it’s just too late and
We can’t go back
I’m sorry
I can’t be perfect
Nothing’s gonna change the things that you said
Nothing’s gonna make this right again
Please don’t turn your back
I can’t believe it’s hard
Just to talk to you
But you don’t understand
‘Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I’m sorry
I can’t be perfect
Now it’s just too late and
We can’t go back
I’m sorry
I can’t be perfect
‘Cuz we lost it all
Nothing lasts forever
I’m sorry
I can’t be perfect
Now it’s just too late and
We can’t go back
I’m sorry
I can’t be perfect
Lagu ini bercerita bagaimana perasaan seorang anak kepada orangtuanya (ayahnya)–"Hey dad look at me". Anak ini sangat ingin menjadi anak yang dapat membanggakan ayahnya–"Did I grow up according to plan?". Dan ingin mengikuti semua rencana ayahnya dalam hidup anak ini. Ia berusaha sangat keras untuk bisa menjadi nomor satu–"And now I try hard to make it. I just want to make you proud".
Namun ternyata sang anak ingin memcoba membanggakan ayahnya dengan caranya sendiri yang ternyata tidak terlalu disukai oleh ayahnya. Si anak berusaha berkarya dan berekspresi dengan caranya sendiri namun ayahnya tidak menyetujui segala kegiatannya yang dianggap kurang baik oleh ayahnya.
Ayahnya ingin si anak menjadi sempurna dalam berbagai hal. Namun hal ini tidak bisa diwujudkan oleh si anak–"I’m sorry I can’t be perfect". Dan karena kesalahan si anak tersebut maka sang ayah menjadi marah dan hubungan mereka menjadi tidak terlalu baik semenjak itu. Dan semenjak hal itu juga hubungan mereka makin menjauh dan jauh. Mereka jadi jarang berbicara–"Think back and talk to me".
Lagu ini juga merupakan permintaan maaf dari si anak kepada ayahnya bahwa ia tidak bisa menjadi sempurna dalam berbagai hal yang diinginkan si ayah. Anak ini sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan semua keinginan ayahnya namun masih selalu saja dianggap kurang oleh ayahnya yang mungkin sangat perfeksionis.
Lagu ini ada archetype innocent. Oleh karena itu mereka sangat mudah percaya pada orang lain, karena merasa bahwa semua orang adalah baik. Harapan, kenaifan dan optimistik adalah ciri khas dari individu innocent, mereka sadar bahwa kebahagiaan datang dari menghidupkan hal-hal sederhana. Individu dengan archetype innocent cenderung memperhatikan kebaikan, apa yang dapat dipercaya dan bermanfaat dalam hidup dan dalam diri orang lain, dan mereka melupakan adanya sisi bahaya, ancaman dari orang lain, dan bagaimana sulit dan kerasnya hidup untuk orang lain.
Innocent sangat berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membahagiakan orang lain, karena dengan melihat orang lain bahagia maka mereka percaya mereka akan menjadi bahagia juga. Dalam hal ini si anak ingin menjadi kebahagiaan si ayah.
Lagu ini juga ada archetype warrior, karena mempunyai atau berkeinginan untuk mempunyai kemampuan untuk membela idealisme yang dianut, untuk membela diri sendiri, sesama, dan melakukan apapun untuk sukses, terlepas dari perasaan takut dan lelah yang harus dihadapi, seorang warrior akan berusaha mencapai tujuan tersebut. Si anak berusaha membela dirinya dengan menunjukkan pada ayahnya semua hasil karyanya dan hasil-hasil yang telah dicapai si anak, walaupun sang ayah masih menggangap kurang hal tersebut. Namun si anak masih tetap berusaha mencapai tujuannya dengan cara apapun untuk bisa membanggakan ayahnya.
Hal ini pernah saya alami dahulu. Karena menjadi anak pertama dari tiga bersaudara cukup menjadi patokan awal dalam keluarga. Ayah saya menuntut saya untuk bisa mencapai semua hal yang baik, agar nantinya adik-adik saya bisa mengikuti jejak saya. Karena dahulu ayah saya dan ibu saya adalah anak yang tertua dan mereka bisa menjadi contoh yang baik kepada adik-adik mereka. Ayah saya ingin saya bisa ,mencapai hasil-hasil yang maksimal agar adik saya juga terpacu untuk mencapai hal yang sama.
Hal ini tidak hanya dituntut dalam pendidikan namun juga semua hal, baik sikap dan perbuatan yang aku lakukan. Harus bisa mencerminkan seorang kakak yang baik. Saya sempat berpikir bahwa saya bukan ayah saya yang selalu sempurna dalam berbagai hal. Ia mendapat nilai-nilai tertinggi di sekolah dan lulus kuliah cumlaude. Saya punya cara saya sendiri dalam menjalani hidup saya. Dan saya sempat berpikir bahwa saya bisa menjadi seorang pecundang yang selalu kalah dan salah. Apalagi saya sempat berpikir bahwa bila sudah gagal maka semua rencana akan berantakan dan semua usaha akan menjadi sia-sia.
Namun di akhir cerita, kami tidak lalu menjadi jauh dan tetap berkomunikasi. Kami pun bertukar pikiran dan ayah saya bisa mengerti saya demikan pula sebaliknya. Saya tetap melakukan yang terbaik dari diri saya dan meskipun gagal kami menganggapnya sebagai kesuksesan yang tertunda dan tidak berarti saya menjadi pecundang namun saya harus bisa belajar dari pengalaman-pengalaman saya.
Sumber: http://blogs.rumahbelajarpsikologi.com
Artikel Terkait :
0 komentar: