WHAT’S IN YOUR HAND?

Keluaran 4 : 2.3a TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah."

Apa yang ada di dalam tanganmu saat ini? .....Aku melihat pada dua telapak tanganku. Tampaknya memang kosong, tapi sebenarnya tidak. Ada banyak hal yang kubawa di dalam dua tanganku ini. Aku melihatnya dengan mata rohaniku...dan aku melihat bayang-bayang kekuatan di dalamnya. Kekuatan untuk melakukan banyak hal yang tak bisa terduga oleh akal sehatku sekalipun.

Tangan ini bisa kupakai untuk membelai, tapi bisa juga kupakai untuk menampar. Bisa kupakai untuk memberi tapi bisa juga kupakai untuk merampas dan memaksa. Bisa kupakai untuk menolong, tapi bisa juga untuk menolak dan mengatakan TIDAK!!! Bisa kuangkat untuk memuji dan menyembah Tuhan, tapi sekaligus bisa kupakai untuk menolak Dia. Bisa kupakai untuk berkarya dan menciptakan banyak hal yang baik, tapi bisa juga kupakai untuk merusak. Tangan ini bisa kupakai untuk merawat, tapi bisa juga kupakai untuk merenggut kehidupan. Tangan ini bisa kupakai untuk membangun, tapi bisa juga untuk menghancurkan.

Bisa anda bayangkan, betapa besarnya ‘kekuatan’ yang ada dalam tangan anda tersebut. Dan tangan yang sama, yang pernah melambai-lambaikan daun palem di Minggu Palem pada hari ketika Yesus menaiki keledai memasuki bait suci, ternyata juga akhirnya bisa memaku tangan Yesus di kayu salib. Kenyataan yang tidak pernah bisa dibayangkan perubahan itu akan terjadi dalam waktu yang begitu singkat. Tangan yang sama, yang dipakai untuk menyembah Tuhan, tangan itu juga yang dipakai untuk menghujamkan tombak pada lambungNya. Sulit dipercaya.

Apa yang ada di dalam tanganmu saat ini? Coba kita renungkan apa yang sudah kita kerjakan dengan kedua tangan ini.

Allah menciptakan ke dua tangan ini untuk menjaga dan mengusahakan taman yang Dia buat untuk kita, tapi akhirnya tangan itu pula yang melanggar perintah Allah dengan memetik buah yang dilarang untuk dimakan. Tangan yang tadinya dipakai untuk memperlebar dan membuat tamanNya Allah semakin indah, akhirnya malah harus bersusah payah dan berpeluh di tanah yang dikutuk oleh Allah gara-gara kesalahannya sendiri. Tragis sekali.

Tapi begitu baiknya Bapa kita, kesalahan tangan kita, yang tadinya harus menerima hukuman, digantikan oleh tanganNya sendiri yang terentang di kayu salib dan dipaku, bercucuran darah...buat kita yang dikasihiNya.

Coba kita perhatikan percakapan Allah dengan Musa di dalam Keluaran 4 : 2 – 5 “TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat." Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya. Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" —Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya —"supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu."

“Apa yang ada di tanganmu ?” Hmmm...saya merenungkan pertanyaan ini baik-baik...saya rasa Allah tidak perlu bertanyapun Dia pasti sudah dapat melihat apa yang ada di tangan Musa ketika itu. Tapi Allah begitu perduli dengan menanyakannya langsung. Saya yakin, pasti ada maksud dari semua itu. Tidak mungkin sebuah perkataan, pertanyaan atau pernyataan ada dalam Alkitab kalau tidak ada maksud dari semua itu. Pasti ada makna tertentu yang kadang bisa menjadi bahan perenungan buat kita semua.

Pengakuan!!! Ya..Allah pasti menginginkan sebuah pengakuan muncul dari mulut kita. Sebuah pengakuan bisa menjadi tanda sebuah penyerahan kepada Allah. Dan itu yang Allah ingin dengar dari mulut Musa ketika itu. Dan ketika Musa merespon dengan menjawab bahwa yang ditangannya adalah sebuah ‘tongkat’, maka pada saat itu juga muncul sebuah penyerahan.

Tongkat yang biasa dibawa Musa bisa mengartikan banyak hal. Tapi bisa juga dianggap benda biasa yang tidak ada artinya sama sekali. Tapi apapun yang ada di tangan Musa saat itu bisa mengartikan sebagai suatu benda yang dianggap berharga oleh Musa, karena kenyataannya tongkat itu ia bawa ke sana ke mari dalam perjalanannya. Saya yakin tongkat itu adalah satu benda yang dianggap penolong dia untuk berjalan terutama ke tempat-tempat yang tinggi dan berbatu-batu, maka tongkat ini akan membantu dia menyangga tubuhnya. Selain itu, sebagai gembala, tongkat itu juga menjadi senjata bagi dia untuk mengusir binatang buas, dan untuk menarik dombanya jika ada yang tersesat. Pokoknya, tongkat ini pasti suatu benda yang sangat penting dalam hidupnya tanpa ia sadari.

Dan benda penting inilah yang Allah minta dari Musa ketika itu. Allah ingin memberikan suatu kuasa yang lebih dari apapun juga. Tapi itu tidak bisa Musa dapatkan kalau ia masih memegang apa yang ia anggap penting dalam tangannya. Dan benda itulah yang Ia minta.Lemparkanlah ke tanah! perintah Tuhan ketika itu kepadanya. Sebuah pengakuan tadi dilanjutkan dengan penyerahan kepada Tuhan. Musa taat melakukannya. Ia melemparkan apa yang ada di tangannya ke tanah sesuai dengan perintah Tuhan.Tapi apa yang terjadi, tongkat itu Tuhan ubah menjadi ular. Bukan pertanda buruk, tapi sebaliknya. Allah sedang mendemonstrasikan kuasaNya kepada Musa, untuk menunjukkan keAllahanNya. Ia Allah pencipta semesta ini. Ia bisa melakukan yang kelihatan mustahil sekalipun. Dan ketika Ia memerintahkan Musa untuk memegang ekornya di tangannya dan mengubahnya kembali menjadi tongkat biasa, sama artinya pada waktu yang sama Ia memberikan otoritas kepada Musa untuk menaklukkan masalah yang akan dia hadapi dengan kuasa dari Allah.

Tongkat biasa yang selama ini ia bawa, tidak lagi hanya sekedar tongkat biasa. Tapi menjadi tongkat yang menunjukkan kepemimpinannya ketika ia mau taat menyerahkannya kepada Tuhan. Tongkat yang tadinya hanya sekedar menemani ia berjalan dan menjaga hewan ternaknya, kini menjadi lambang otoritas yang diserahkan Allah kepada Musa untuk menjadi pemimpin membawa umatNya keluar dari kuk perhambaan.Kerelaan Musa untuk menyerahkan apa yang ada di tangannya, menjadi awal dari sebuah hubungan yang intim dengan Tuhan. Seringkali, sulit bagi kita untuk melepaskan apa yang ada di tangan kita dan menyerahkannya kepada Tuhan. Sekalipun itu sebenarnya bukan benda yang terlalu penting, tapi seringkali keegoisan dan kekhawatiran kita membuat kita lebih ingin menguasai apa yang ada di tangan kita dibandingkan dengan pengharapan akan janji-janji Tuhan yang lebih besar dari semua itu. Mari kita belajar dari Musa hari ini. Ketika Allah memintanya untuk mengakui dan melepaskannya dari tangannya, ia taat melakukannya. Dan Allah mengembalikannya kuasa dan otoritas yang menyertainya.

Ketika Allah meminta kita melepaskan sesuatu, Ia bukan sedang ingin membuat kita merana, tapi justru sebaliknya, Ia sedang ingin memberkati kita lebih besar lagi. Jadi, mengapa kita takut melepaskan apa yang ada di tangan kita saat ini? Lepaskanlah, dan ketika kita melakukannya kita akan melihat bagaimana di dalam tanganmu Allah menaruh mukjizat dan jawaban doa yang dahsyat. Mungkin kita tidak menyadari dan tidak bisa melihat apa yang ada di ‘tangan’ kita saat ini. Bisa jadi itu tabungan kita, atau keangkuhan kita, kebanggaan hidup kita, atau karakter kita, bahkan bisa jadi itu kekasih kita, masa depan kita, karir kita, atau apapun juga yang tanpa kita sadari menjadi sesuatu yang kita bawa-bawa setiap waktu. Hari ini, apapun yang Allah minta untuk kita lepaskan, taatilah kehendak Allah, dan engkau akan melihat bagaimana Allah akan mengubahkan semua itu menjadi alatNya yang luar biasa untuk membuat engkau menjadi pemimpin dan kekasih-kekasih Allah yang akan Ia pakai untuk rencanaNya yang mulia.
Amin.

By : Ps. Sariwati Goenawan – IFGF GISI Bandung
Sumber: http://www.rotihidup.com

Bagikan artikel ini:
Bagikan artikel ini FacebookFacebook


Artikel Terkait :



0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Views