NASIHAT BAGI MEMPELAI PRIA
Bacaan : Amsal 1:1-9
Bacaan setahun : Ayub 8-10 & Kisah para rasul 8:26-40
Tuhan, beri kami telinga untuk bersedia mendengar nasihat dari mereka yang terkasih, penuh hikmat dan rendah hati. Sehingga ketika tantangan - tantangan hidup muncul, kami tidak akan tergelincir.
Budaya barat tentang acara " pesta bujang" sebelum pernikahan sering ditandai dengan pesta pora dan mabuk - mabukan. Sikap hura- hura pada pesta ini tampaknya didorong oleh suatu kepercayaan bahwa sang mempelai pria akan segera menikah dan harus mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang membosankan.
Belum lama ini, Joel, salah satu keponakan laki -laki saya, menikah. Pendamping prianya merencanakan acara kebersamaan untuk Joel, tetapi dalam bentuk yang sama sekali berbeda. Mereka yang diundang diminta memikirkan hal - hal yang dapat dibagikan kepada mempelai pria, yang akan menolongnya dalam menjalani babak baru kehidupan ini.
Ketika saya tiba di acara sarapan bersama yang informal tersebut, saya melihat adanya suatu sukacita dari persekutuan yang terjalin dengan indah. Para ayah, paman, saudara laki - laki dan sahabat terlihat aktif dalam diskusi yang menyenangkan. Ayah kedua mempelai diminta menyampaikan nasihat tentang apa yang telah mereka pelajari dalam pernikahan Kristen yang telah mereka sendiri jalani. Pemikiran -pemikiran pribadi mereka sangatlah realistis dan Alkitabiah.
Kitab Amsal memberikan nasihat seperti ini untuk menghadapi tantangan dan penghargaan di dalam hidup. "Hai anak - anakku, dengarkanlah didikan ayahmu... Karena ajaran mereka akan menjadi mahkota di atas kepalamu dan kalung mutiara pada lehermu." ( Amsal 1:8-9)
Betapa Allah dimuliakan ketika semakin banyak pasangan memulai pernikahan mereka dengan suatu sikap yang memperhatikan hikmat dari orang - orang yang telah menjalani pernikahan sebelum mereka.
Orang yang benar- benar bijaksana mendapatkan hikmatnya dengan belajar dari pengalaman orang lain.
sumber : warta Bethany
Ketika saya tiba di acara sarapan bersama yang informal tersebut, saya melihat adanya suatu sukacita dari persekutuan yang terjalin dengan indah. Para ayah, paman, saudara laki - laki dan sahabat terlihat aktif dalam diskusi yang menyenangkan. Ayah kedua mempelai diminta menyampaikan nasihat tentang apa yang telah mereka pelajari dalam pernikahan Kristen yang telah mereka sendiri jalani. Pemikiran -pemikiran pribadi mereka sangatlah realistis dan Alkitabiah.
Kitab Amsal memberikan nasihat seperti ini untuk menghadapi tantangan dan penghargaan di dalam hidup. "Hai anak - anakku, dengarkanlah didikan ayahmu... Karena ajaran mereka akan menjadi mahkota di atas kepalamu dan kalung mutiara pada lehermu." ( Amsal 1:8-9)
Betapa Allah dimuliakan ketika semakin banyak pasangan memulai pernikahan mereka dengan suatu sikap yang memperhatikan hikmat dari orang - orang yang telah menjalani pernikahan sebelum mereka.
Orang yang benar- benar bijaksana mendapatkan hikmatnya dengan belajar dari pengalaman orang lain.
sumber : warta Bethany
:))
:)]
;))
;;)
:D
;)
:p
:((
:)
:(
:X
=((
:-o
:-/
:-*
:|
8-}
~x(
:-t
b-(
:-L
x(
=))
