Facebook.com Lebih Layak Diblokir Daripada Situs Porno ?

Kampanye pemblokiran situs-situs sekarang menjadi trend dan sedang hangat diperbincangkan. Menyusul adanya UU yang mengatur tentang situs-situs internet yang ada di Indonesia dan karena adanya gempar uploading film fitna di berbagai macam situs. Namun ada sedikit fenomena menarik yang harus dicermati bahwa ternyata beberapa perusahaan bisnis di Inggris dan Eropa menyatakan bahwa situs jejaring sosial dan situs travelling lebih bermanfaat untuk diblokir daripada situs porno atau bahkan situs-situs judi. Bagaimana dengan di Indonesia ?

Indonesia yang termasuk negara berkembang memang belum terlalu banyak pecandu internetnya. Profil pengguna internet di Indonesia masih hanya sebatas mengetahui fitur browsing, chatting dan game online. Belum banyak yang memanfaatkan situs internet untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti berbelanja, atau melakukan transaksi perbankan. Survey di Indonesia pernah menyatakan bahwa situs Friendster dan mesin pencari Google adalah dua situs yang paling sering diakses, sisanya hanyalah cek email di Yahoo atau Plasa. Bagaimana dengan situs porno ? Banyak sekali penggemarnya ternyata.

Nah lantaran masih beranjak untuk belajar mengenai internet, mungkin akan menjadi suatu hal yang bisa untuk dimaklumi kalau pemerintah merasa khawatir tentang perkembangan pemakaian internet yang ditakutkan bisa merusak generasi muda apabila tidak dinaungi dengan sebuah peraturan yang jelas. Solusi instannya, muncullah UU untuk mencegah demam pornoaksi dan pornografi yang beredar bebas di Internet. Applause buat pemerintah yang berani melakukan terobosan tersebut. Tapi apakah memang pemerintah yakin hal itu adalah satu-satunya cara yang paling jitu untuk menghindari demoralisasi yang mengancam lewat internet ? Sepertinya bukan.

Manusia Indonesia harus diajari dan diarahka untuk bisa lebih cerdas menyerap informasi, buat apa membuat sebuah filter yang nyata-nyata sebenarnya dapat dengan mudah untuk ditembus lewat banyak cara. Pemerintah sebaiknya menjadi pengawas dan mediator saja untuk menganalisa trend yang sedang terjadi, toh dengan kemajuan tekhnologi dan semakin pesatnya perkembangan era globalisasi, manusia Indonesi secara alami dan natural akan ditunjukkan mana yang layak untuk dikonsumsi atau tidak. Daripada memblokir situs-situs porno, lebih baik pemerintah mencontoh kebijakan beberapa korporasi luar negeri yang memblokir situs-situs jejaring sosial seperti Facebook.com atau friendster.com. Alasannya, benar-benar mengurangi produktivitas karyawan dan para pekerjanya. Dinilai membuang-buang waktu dan bisa membahayakan jaringan yang ada di kantor dia bekerja. Cukup masuk akal bukan ?

Situs travelling juga membuat para netter menjadi semakin betah berlama-lama di internet, jadi ya akan menjadi suatu tindakan yang jitu bagi para manajemen perusahaan tersebut memblokir situs macam multiply.com, blogspot.com, atau bahkan friendster.com sekalipun. Toh untuk pemblokiran situs-situs porno sudah banyak software yang beredar di pasaran kok, bahkan windows edisi vista pun sudah dilengkapi parental control yang membatasi penggunaan utility yang berada di komputer atau laptopnya.

Ayo, janganlah terlalu naif untuk belajar apa dan mana yang layak untuk dituju, kita semua musti bersyukur dengan kemajuan tekhnologi informasi yang membuat semua hal menjadi lebih mudah cepat dan praktis.

Sumber: http://www.benih.net

Bagikan artikel ini:
Bagikan artikel ini FacebookFacebook


Artikel Terkait :



0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Views